Teks Berita
Normalisasi Kali Lamong, Sudah Sampai Mana?
Oleh: Dwiki Ayu Pramudya
(Dokumentasi 1 Kondisi Banjir oleh Ubed Muhtarom Warga Desa Wotansari)
Banjir adalah topik menarik yang selalu menjadi perbincangan panas warga Gresik bagian selatan. Tamu yang tidak diundang itu selalu menghampiri ketika musim penghujan tiba. Daerah pinggiran Kali Lamong menjadi daerah terdampak yang paling parah. Lebih tepatnya di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, hingga Cerme yang menjadi tempat langganan dihampiri bencana rutin ini. Kali Lamong terbentang sepanjang 65 km yang berhlu di Kabupaten Lamongan dan Mojokerto berakhir hingga Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya. Kedatangan banjir tidak dapat diprediksi oleh warga sekitar. Saat curah hujan tinggi terkadang air mengalir dengan lancar. Namun saat curah hujan sedang-sedang saja, tiba-tiba air mulai mengalir pada malam hari dan menggenangi berbagai desa di beberapa kecamatan yang dekat dengan aliran Kali Lamong. Curah hujan yang tinggi di wilayah barat, di daerah hulu kali di Lamongan, menjadi indikator potensi terjadinya banjir. Air dari barat mengalir ke bagian timur sepanjang aliran Kali Lamong dan melewati tiga kecamatan ini. Keluh kesah warga yang terdampak tidak dapat dihindari ketika banjir tiba.

(Dokumentasi 2 Olahan Berita oleh akun Instagra@infogresik)
Desa Wotansari merupakan salah satu desa di Kecamatan Balongpangang
yang menjadi langgangan banjir. Desa ini terletak dipinggir aliran Kali Lamong,
sehingga menjadi desa yang pertama kali tergenang sebelum air mengalir ke
bagian timur. Debit air kali setiap musim hujan terbilang statis, bergantung
pada intensitas hujan di wilayah barat. Jika wilayah barat hujan deras,
meskipun di daerah kecamatan ini tidak hujan, air Kali Lamong akan meluap. Setiap
akhir tahun dan awal tahun banjir selalu menggenangi desa tersebut. Tidak tanggung-tanggung,
dalam satu tahun terhitung dua sampai tiga kali merendam dengan ketinggian yang
berbeda-beda mulai dari kedalaman 50 cm sampai 1,5 m. Seluruh tempat di desa
ini tidak absen tergenang air. Meski tidak semua rumah terendam, akses jalan
seluruhnya terendam air. Akses jalan utama pun menjadi daerah terparah ketika terjadi
banjir sehingga seluruh warga diimbau untuk tidak melewati jalan itu karena
derasnya arus air.
Bencana rutin ini menjadi perhatian khusus oleh pemerintah daerah perihal cara penanggulangannya. Namun, berbagai upaya sudah digalakkan oleh pemerintah desa seperti melakukan pembersihan rutin sampah-sampah yang berada dipinggir aliran Kali Lamong. Berita tahunan yang terekam media sosial tentunya menjadi duka singkat berbagai pihak yang menyaksikan. Bantuan dari pemerintah daerah juga tidak pernah absen, ketika terjadi banjir jika memungkinkan untuk dilewati, tim BPBD akan meninjau secara langsung untuk melihat kondisi sekitar. Salah satu solusi yang akan direalisasikan ialah dengan normalisasi air dan membuat tanggul di sepanjang daerah aliran Kali Lamong. Wacana tersebut sudah terdengar oleh warga sejak beberapa tahun terakhir. Namun, baru terlihat prosesnya pada awal tahun 2022 beberapa bulan lalu. Langkah awal yang dilakukan ialah dengan pengerukan sepanjang aliran Kali Lamong. Sebanyak dua eksavator bertugas di desa Wotansari dan yang lain tersebar di beberapa desa tetangga. Rencananya pada tahun 2023 akan dimulai proses pembuatan tanggul. Sebelum itu saat ini pemerintah desa sedang mengalkulasi mengenai pembebasan lahan yang akan menjadi wilayah bangunan tanggul.

(Dokumentasi 3 Normalisasi Kali Lamong oleh jatim.tribunnews.com) |
Komentar
Posting Komentar