Teks Artikel
Dampak Perubahan Cuaca, Waspada Penyakit!
Oleh: Dwiki Ayu Pramudya
Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau yang mengalami peralihan setiap enam bulan sekali. Selama periode satu
tahun, musim penghujan dimulai pada bulan Oktober hingga April dan musim
kemarau dimulai pada bulan April hingga Oktober. Namun, periode pergantian
musim tidak selamanya sesuai dengan periode yang telah diprediksi. Terdapat masa
yang menunjukkan adanya keterlambatan atau kemajuan dalam pergantian musim. Terkadang
dalam satu tahun musim hujan datang lebih awal dan musim kemarau datang lebih
terlambat, dan sebaliknya. Terjadinya fenomena perbedaan masa musim ini
disebabkan oleh beberapa faktor dan berdampak pada keberlangsungan hidup, baik
itu pada kesehatan manusia maupun hasil bumi. Hal itu akan dibahas dalam
artikel ini secara lebih intensif.
Perubahan atau pergantian cuaca yang lazim dikenal dengan sebutan
pancaroba merupakan peralihan musim yang ditandai oleh keadaan udara tidak
menentu, banyak angin besar, dan sebagainya. Disebut sebagai keadaan yang tidak
menentu karena peralihan antara musim kemarau dan musim hujan, terkadang saat
memasuki periode musim hujan tetapi tidak hujan dan saat memasuki musim kemarau
tetapi masih hujan. Pancaroba terjadi dua kali dalam satu tahun, yakni pada
bulan Maret hingga Mei yang merupakan transisi dari musim hujan menuju musim
kemarau. Begitupun sebaliknya, pada bulan September hingga bulan November
adalah transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
Pengaruh cuaca terhadap kesehatan manusia menjadi hal yang sangat
esensial. Selain cuaca panas yang ekstrem, cuaca dingin yang berlebihan juga
dapat mengakibatkan imun tubuh menjadi tidak stabil atau bahkan menurun
sehingga sangat mudah terserang penyakit. Pada masa pancaroba setiap orang
diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan, salah satunya mengurangi aktivitas
di luar rumah. Namun, tidak hanya manusia saja, tetapi bakteri-bakteri yang ada
dalam tubuh manusia juga terperangkap hingga menyebabkan daya imun manusia
menurun. Daya imun yang lemah ini nantinya akan mempermudah berbagai macam
penyakit menjangkiti tubuh seperti diare, malaria, demam berdarah, kolera, hingga
pneumonia.
Salah satu penyakit langganan saat pancaroba ialah diare. Penyakit yang
ditandai dengan tinja lembek atau cair dan dikeluarkan dengan frekuensi yang
lebih sering dari biasanya ini menyerang siapa saja mulai dari usia anak-anak
hingga dewasa. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus, kurangnya kebersihan
air, dan rendahnya daya tahan tubuh. Selain itu penyakit malaria hingga demam
berdarah juga kerap menjadi penyakit langganan ketika pergantian musim. Penyakit
malaria disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium yang bisa menyerang melalui
gigitan nyamuk Anopheles dan pada demam berdarah oleh virus dengue
yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Menjada kebersihan lingkungan
disekitar agar tidak dihinggapi nyamuk menjadi solusi yang cukup efektif. Selain
itu pola makan juga senantiasa dijaga agar pertahanan tubuh meningkat dan
menjadi kebal.
Selain berdampak pada kesehatan manusia, perubahan iklim juga
berdampak pada kesehatan makhluk hidup lain seperti hewan ternak dan tumbuhan. Dampak
perubahan cuaca terhadap peternakan ialah diakibatkan oleh kenaikan temperatur,
perubahan curah hujan, dan meningkatnya konsentrasi karbon dioksida. Hal ini
akan berakibat pada produksi tanaman pakan yang juga tidak stabil dalam
pertumbuhan, ketersediaan air, produktivitas ternak, reprosuksi, dan biodiversity.
Hal esensial yang perlu mendapat perhatian khusus ialah mengenai produktivitas
tumbuhan, yang mana tumbuhan adalah sumber pangan bagi manusia dan hewan. Tumbuhan
menjadi penyumbang gizi terbesar dalam komponen makanan dan membentuk antibodi serta
daya tahan tubuh dengan baik.
Menurut prediksi BMKG, puncak musim hujan pada tahun ini sudah
dilalui. Namun, puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Agustus 2022.
Sifat musim kemarau tahun ini diprakirakan lebih di atas normal yang disebut
lebih basah dari biasanya. Hal ini terbukti dengan masih ada hujan di bulan
Juli meskipun dengan intensitas yang sedikit. Untuk itu, pada cuaca yang tidak
menentu ini diharapkan setiap masing-masing individu menjaga kesehatan agar
tidak mudah tumbang dan terjangkit penyakit.
Komentar
Posting Komentar