Teks Artikel
Kembali Aktif Setelah Pasif, Apa kabar #DiRumahAja?
Oleh: Dwiki Ayu Pramudya
#DiRumahAja menjadi trending topik dan bertahan hampir
selama dua tahun yang lalu sebagai salah satu usaha terhadap maraknya pandemi virus
corona. Anjuran yang disampaikan langsung oleh kepala negara pada
Minggu, 15 Maret 2020 lalu, dimaksudkan untuk mengimbau seluruh masyarakat agar
melakukan semua aktivitas dari rumah guna mencegah penyebaran covid-19. Aktivitas
yang dimaksud meliputi belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Tempat-tempat
keramaian terpaksa ditutup untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Adanya tagar
ini membuat seluruh aktivitas masyarakat lumpuh total demi menjaga diri sendiri
agar tidak sampai terjangkit virus mematikan ini. Pemerintah memilih melakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh kota dari pada melakukan lockdown
seperti di beberapa negara tetangga.
Semenjak imbauan dari Pak Jokowi, media sosial diributkan dengan
aturan-aturan yang menganjurkan berkegiatan di dalam rumah. Satu dua bulan
masyarakat masih menikmati indahnya berkumpul dengan seluruh anggota keluarga
di rumah. Namun, beberapa bulan setelahnya, mulai muncul berbagai macam
masalah. Masalah yang pertama dari aturan untuk melakukan proses belajar
mengajar dari rumah atau yang dikenal dengan istilah PJJ (Pembelajaran Jarak
Jauh). Seluruh lembaga pendidikan dianjurkan untuk mengosongkan kelas dengan tidak
terkecuali, mulai dari tingkat sekolah kanak-kanak, dasar, menengah, hingga
perguruan tinggi. Selama lebih dari dua tahun sekolah kosong penghuni. Pembelajaran
yang dilakukan di rumah ternyata tidak hanya memiliki keuntungan, tetapi juga
memiliki kerugian-kerugian yang cukup berarti. Keuntungan belajar di rumah
salah satunya ialah orang tua dapat memantau langsung proses belajar anak, yang
selama ini orang tua hanya mengetahui hasil yang tertulis di raport akhri
semester. Orang tualah yang menjadi guru di rumah dan mendampingi anak untuk
mengikuti seluruh intruksi dari guru seperti pelajaran sebelum pandemi. Sedangkan
kerugian yang didapat ialah salah satunya mereka tidak dapat bersosialisasi,
berinteraksi, dan bercakap langsung dengan teman dan gurunya. Kegiatan mereka
dibatasi oleh dunia maya yang terkadang terhambat oleh jaringan internet. Namun,
demi kepentingan bersama, mau tidak mau, suka tidak suka, aturan ini harus
dipatuhi.
Aturan yang kedua ialah melakukan aktivitas bekerja di rumah. Hal ini
dianggap sangat tidak efektif, terutama bagi mereka yang bekerja di pabrik
produksi. Tidak mungkin mereka memindahkan bahan-bahan dan alat yang ada di pabrik
ke masing-masing rumah mereka. Namun, ternyata aturan ini tidak seburuk itu. Pelonggaran
aturan ditujukan kepada PT tertentu saja. Bagi perusahaan yang memungkinkan
untuk bisa dikerjakan di rumah, maka harus melakukannya di rumah. Sedangkan bagi
perusahaan yang tidak bisa melakukan pekerjaan di rumah, maka harus memenuhi
berberapa syarat. Salah satu syarat yang harus dipenuhi ialah dengan mengurangi
jumlah karyawan dalam satu pabrik dan menggunakan sistem shift yang
teratur. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerumunan yang mengakibatkan
penularan covid-19. Selain itu para pekerja juga wajib mematuhi seluruh
aturan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah.
Aturan yang ketiga ialah melakukan aktivitas ibadah di rumah. Hal ini
juga menjadi perhatian khusus karena sebagaimana yang kita ketahui, sudah dua
tahun tempat ibadah sepi pengunjung. Selain itu hari-hari besar Islam seperti hari
raya idulfitri juga sepi perayaan, hingga berdampak pada masyarakat rantau yang
dipaksa untuk tidak mudik. Seluruh aktivitas ibadah harus dilakukan di rumah
untuk memutus mata penyebaran covid-19. Namun, seiring berjalannya waktu
hingga sampai artikel ini ditulis dan diterbitkan, kita senantiasa mengucap syukur
karena telah mampu melewati masa-masa sulit seperti sebelumnya. Kabar hastag
#DiRumahAja kini telah pudar hingga tak berbekas jejaknya. Semoga tidak ada
lagi masa pandemi di masa-masa selanjutnya dan sejarah akan mencatat bahwa kita
pernah bertahan hingga masa itu telah sirna. Salam sehat.
Komentar
Posting Komentar