Teks Berita
Sedekah Bumi Pascapandemi
Oleh: Dwiki Ayu Pramudya
Ahad, 3 Juli
2022, Desa Wotansari kembali menggelar serangkaian acara sedekah desa yang
rutin diselenggarakan setiap tahun. Setelah dua tahun sepi acara, belakangan
ini terlihat aktif kembali aktivtas warga di berbagai kegiatan rutin desa. Di
masa pandemi pemdes mengimbau agar masyarakat tetap melaksanakan aturan
pemerintah, mulai dari mengurangi mobilitas di luar rumah hingga acara besar.
Termasuk kegiatan besar yang mengakibatkan kerumunan. Hajatan pun dipaksa untuk
diselenggarakan secara sederhana dengan mengundang kerabat dekat saja dengan
tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal itu tentunya ditujukan untuk
kepentingan masyarakat agar terhindar dari wabah penyakit covid-19.
Kegiatan-kegiatan
rutin yang dilakukan oleh masyarakat
Desa Wotansari setiap tahunnya, yaitu sedekah desa, peringatan hari
kemerdekaan RI, PHBI, dan pesta tahun baru. Kegiatan tersebut full
ditiadakan dikarenakan keadaan yang tidak memungkinkan. Selain itu, kegiatan
hajatan warga seperti resepsi pernikahan, sunatan, dan acara yang lain secara
personal juga full ditiadakan. Rencana warga Desa Wotansari yang akan
menyelenggarakan hajatan terpaksa ditunda sampai daerah tidak lagi berstatus
pandemi. Tidak hanya berlaku di Desa Wotansari, seluruh desa yang berada di
kecamatan Balongpanggang juga diimbau untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan
yang mengundang banyak orang.
Sedekah desa
yang dikenal dengan sedekah bumi merupakan salah satu simbol bagi masyarakat
desa yang notabene-nya dikhususkan untuk para petani. Acara ini digelar
sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada bumi untuk keberlangsungan hidup
manusia. Selain itu juga sebagai penghargaan manusia atas bumi yang telah
memberikan penghidupan bagi masyarakat. Pada umumnya, acara sedekah bumi ini
dilangsungkan di tempat umum yang dianggap sakral seperti di masjid, lapangan,
dan balai desa. Tidak terkecuali di Desa Wotansari, acara sedekah bumi yang
biasa digelar di pertengahan desa kali ini digelar di balai desa. Selain sebagai
rasa syukur atas perolehan bumi, juga dimaksudkan untuk banca’an
(syukuran) atas pembangunan balai desa.
Antusias warga
kembali merekah dengan adanya kegiatan ini yang terlihat dari banyaknya
partisipasi warga yang mendatangi di pusat acara. Seperti biasanya, kegiatan
ini tidak terlepas dari berbagai macam makanan termasuk tumpeng. Desa Wotansari
terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Tlatah, Sokoguru, dan Wotansari. Ketiga
dusun tersebut dibagi untuk membawa macam makanan oleh panitia acara. Dusun
Tlatah membawa makanan tradisional, Dusun Sokoguru membawa buah dan makanan
ringan, dan Dusun Wotansari membawa tumpeng dan gunungan makanan. Berbagai
macam makanan tersebut dibawa ke balai desa dan dimakan secara bersama-sama
untuk meningkatkan kerukunan warga.
Selain acara banca’an, juga menggelar acara seni dengan menanggap ludruk Karya Budaya dari Mojokerto. Kesenian ludruk ini sangat digemari oleh seluruh masyarakat Desa Wotansari. Biasanya menggelar kesenian wayang, namun pada tahun ini ditemani oleh kesenian ludruk. Kemeriahan sedekah bumi tidak hanya dari antusias masyarakat Desa Wotansari tetapi juga di warnai dengan pagelaran seni ludruk. Semoga senantiasa tercipta kerukunan, ketenteraman, dan kesejahteraan bagi seluruh warga. Aamiin.
(Dokumentasi Video Arak-Arakan Tumpeng Gunung oleh Dusun Sokoguru by Penulis)
Komentar
Posting Komentar